Cara membentuk kalimat
dalam bahasa Jepang
Membentuk kalimat
sederhana
Yang perlu di pahami dalam membuat kalimat
dalam bahasa Jepang adalah memahami penggunaan pola kalimatnya.
Kita tahu dalam bahasa Indonesia pola pembentukan
kalimatnya adalah S-P-O-K, sedangkan dalam bahasa Jepang menggunakan pola
S-K-O-P
(pasti pusing O_o)
Tentu saja pola ini sangat terbalik dengan penggunaan
kalimat dalam bahasa Indonesia. Itulah yang menyebabkan banyak orang
merasa sulit dalam membentuk kalimat dalam bahasa Jepang.
Disisni saya akan membahas bagaimana cara membuat kalimat
sederhana dalam bahasa Jepang. Maka tahap yang di perlukan dalam membuat
kalimatnya secara besar terbagi 3, yaitu :
1. Memahami pembentukan
kalimat melalui pola umum
2. Memahami penggunaan
pertikel dasar
3. Memahami penggunaan
kata kerja dan perubahannya
Mari kita bahas itu satu persatu :
1. Memahami pola kalimat
1. Memahami pola kalimat
Baiklah, perhatikan contoh penggunaannya di bawah ini :
Indo
:
Saya
(S)
Belajar
(P)
Bahasa
Jepang (O)
Di
kamar (Ket)
Maka
akan di bentuk : saya belajar bahasa jepang di kamar (SPOK)
Jepang
:
Saya
= watashi (S)
Belajar
= benkyoushimasu (P)
Bahasa
Jepang = nihongo (O)
Di
kamar = heya de (Ket)
Maka
akan di bentuk : saya, di kamar, bahasa Jepang, belajar (SKOP)
Diartikan
dalam bahasa Jepang : watashi wa heya de nihongo o benkyoushimasu
Nah,
maka yang perlu di perhatikan adalah kata kerjanya, jangan sesekali anda
meletakkan kata kerja setelah Subjek jika dalam kalimat itu memiliki objek dan
kata keterangan, (watashi wa benkyoushimasu nihongo desu) ini kesalahan
besar.
Tapi
predikat boleh di letakkan setelah subjek jika dalam kalimat itu tidak
memiliki kata keterangan lain, seperti objek dan kata keterangan, (watashi wa
benkyoushimasu = saya belajar) ini di benarkan karena dalam kalimat itu hanya
terdiri dari subjek dan predikat saja.
Begitupun
dengan penggunaan objek dan kata keterangan. Objek diikuti oleh partikel
wo/o(tapi tidak selalu), diletakkan sebelum kata kerja utama, (ninongo o
benkyoushimasu = belajar bahasa Jepang)
Sedangkan
pada kata keterangan di letakkan sebelum objek dan partikelnya tidak pasti
(mengikuti kata keterangan sebelumnya)
seperti
:
di
rumah = ue (ni)
dengan
taksi = takushi (de)
dengan
teman = tomodachi (to)
pada
jam 3 = san ji (ni), dll
Sedangkan
cara membentuk kalimat tanya (introgatif), hampir sama pemakaian polannya.
Hanya ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan.
Yaitu
;
Kata
kerjanya harus berbentuk kata kerja tanya(apakah),
menggunakan
perubahan dari kata kerjanya dengan penambahan (ka) atau (desuka).
Misalnya
:
Apakah
kamu makan nasi? = anata wa gohan o tabemasu(ka)?
Apakah
anda belajar? = anata wa benkyoushimasu(ka)?
Apakah
kamu membeli buku? = anata wa hon o kaimashita(ka)?
Sedangkan
penggunaan “desuka” pada :
Apabila
dalam kalimat itu tidak terdapat kata kerja.
Misalnya
:
Apakah
kamu seorang siswa? = anata wa gakusei desuka?
Apakah
kamu disini? = anata wa koko desuka?
Apakah
disana toilet? = toire wa asoko desuka?
Siswa
= gakusei
Disini
= koko (ni)
Disana
= asoko (ni)
Pembentukan
kata “apakah” berasal dari penambahan (ka) pada kata kerja, saya pikir semua
sudah tahu hal ini dan cukup mudah^^
Setelah
kita memahami pola kalimat dasarnya, kita sudah bisa membentuk kalimat dalam
bahasa Jepang dengan benar .
Coba
buat kalimat di bawah ini dalam bahasa Jepang:
a.
Saya makan nasi
b.
Saya belajar di kelas
c.
Saya membeli buku
d.
Saya tidur
e.
Saya pergi ke Jakarta dengan mobil
Saya
= watashi (wa)
Nasi
= gohan (wo)
Makan
= tabemasu
Belajar
= benkyoushimasu
Di
kelas = kyoushitsu (ni)
Membeli
= kaimasu
Buku
= hon (o)
Tidur
= nemasu
Pergi
= ikimasu
Ke
Jakarta = Jakaruta (e)
Dengan
mobil = kuruma (de)
Nah,
apabila anda sudah dapat membentuk kalimat dengan benar, mari kita belajar
untuk memahami penggunaan partikel secara umum dalam bahasa Jepang. Doumo ^^ …
2.
Penggunaan pertikel dasar
Menentukan
partikel dalam bahasa Jepang sangat sulit dan rumit. Kita butuh banyak
penghafalan kosa kata untuk menentukan partikel yang menguikutinya, karena
partikel2 itu sudah ditentukan dengan kata yang mengikutinya tersebut.
Saya
akan membahas beberapa partikel yang sering di pakai.
a.
Partikel “wa”
Penggunaannya
mengikuti Subjek pada sebuah kalimat .
Menunjukkan
kata yang sebelumnya adalah berfungsi sebagai Subjek utama, dan merupakan pokok
pelakunya.
Misal
:
Saya
tidur = watashi (wa) nemasu
Saya
pergi = watashi (wa) ikimasu
(wa)
disini menerangkan kalau (watashi) adalah subjeknya.
b.
Partikel “wo”
Partikel
ini sering di pakai untuk menerangkan bahwa kata sebelumnya adalah objek dalam
sebuah kalimat. Dibaca “o”, hanya o, jelas? o! ^^
Misalnya
:
Saya
makan nasi = watashi wa gohan (o) tabemasu
Kamu
menulis karangan = anata wa sakubun (o) kakimasu
Kami
membeli televisi = watashitachi wa terebi (o) kaimasu
Karangan
= sakubun
Menulis
= kakimasu
Televisi
= terebi (katakana)
c.
Partikel “ni”
Penggunaannya
sangat banyak. Pada, di, dalam, ke, untuk, kepada, dengan ,adalah
beberapa arti dari partikel ini.Oke, saya akan membahasnya secara umum
saja ya^^
Perhatikan
contoh :
Saya
makan di rumah = uchi (ni) tabemasu
Tidur
di kamar = heya (ni) nemasu
Pergi
pada jam 2 = 2 ji (ni) ikimasu
Dalam
seminggu libur = isshukan (ni) yasumimasu
Bertanya
kepada sensei = sensei (ni) shitsumonshiteimasu
Pergi
ke Jepang = nihon (ni) ikimasu
Jadi,
simpelnya saya jelaskan aja ya..
1.
Partikel (ni) bisa di artikan [pada] apabila kata yang sebelumnya adalah kata2
yang berhubungan dengan waktu.
Misalnya
; hari minggu=nichiyoubi, hari jum’at=kinyoubi, jam 1=1 ji, jam 5=5 ji, bulan
agutus=hachi gatsu, bulan januari=ichi gatsu, bulan oktober=juu gatsu, tanggal
20=hatsuka, tanggal 14=juuyokka, dll.
2.
Partikel (ni) bisa di artikan [di] apabila kata yang sebelumnya adalah
kata2 yang berhubungan dengan keterangan tempat.
Misalnya
; rumah=uchi, sekolah=gakko, departemen store=depaatoo, pasar=ichiba,
perpustakaan=toshokan, kamar=heya, taman=kootei, dll
3.
Partikel (ni) bisa diartikan [ke] apabila kata yang sebelumnya adalah kata2
yang berhubungan dengan keterangan tempat yang ingin dituju. Tapi sebenarnya
partikel (e) bisa menggantikannya. Hanya saja tergantung pada kita untuk
menggunakan (ni) atau (e)
Misalnya
; ke sekolah=gakko ni, ke Jepang=nihon ni, dll
4.
Partikel (ni) bisa di artikan [kepada] apabila kata yang sebelumnya adalah
kata2 yang berhubungan dengan objek yang berupa orang.
Misalnya
; kepada sensei=sensei ni, kepada ayah=chichi ni, kepada dia=kare ni, kepada
mereka=anatatachi ni, dll
d.
Partikel “to”
Pertikel
ini dipakai untuk menghubungkan satu kata dengan kata lainnya yang memiliki
makna “dan”. Hanya menghubungkan kata benda 1 dan kata benda 2 juga kata benda
3, dst. Bukan di gunakan untuk menghubungkan kata sifat dan kata kerja dan juga
bukan untuk menghubungkan anatar 2 kalimat, tidak seperti bahasa Indonesia.
Misalnya
:
Saya
mempunyai pulpen dan pensil = watashi wa pen to enpitsu ga arimasu
Buku
dan majalah = hon to zasshi
Mata
dan telinga = me to mimi
Membeli
yakitori dan ramen = ramen to yakitori o kaimasu
Apakah
kamu punya kacamata, HP, tas dan dompet? = anata wa megane to denwa bango to
kaban to saifu ga arimasuka?
Pulpen
= pen (katakana)
Pensil
= enpitsu
Majalah
= zasshi
Mempunyai
= ga arimasu
Kacamata
= megane
HP
= denwa bango
Tas
= kabang
Dompet
= saifu
e.
Partikel “de”
Partikel
ini dapat diartikan dengan [dengan] dan [ni].
Di
artikan sebagai [di] yang di ikuti oleh kata keterangan tempat. Penggunaanya
sama dengan partikel (ni).
Misalnya
:
Di
sekolah= gakko (de), di pasar=ichiba (de), di kamar=heya (de), dll
Perbedaan
panggunaan partikel (ni) dengan partikel (de) adalah :
Partikel
(de) menunjukkan tempat suatu kejadian terjadi,
Cth
: saya belajar di kelas = watashi wa kyoushitsu (de) benktoushimasu
Sedangkan
partikel (ni) menunjukkan tempat seseorang berada.
Cth
: saya tinggal di Jakarta = watashi wa Jakaruta (ni) sundeimasu
Diartikan
sebagai [dengan] apabila di ikuti oleh kata benda sebangai keterangan alat.
Misalnya
:
Pergi
dengan mobil = kuruma (de) ikimasu
Pulang
dengan bus = bus (de) kaerimasu
Menulis
dengan pulpen = pen (de) kakimasu
Okeh!
setelah mengetahui tantang partikel, kita memasuki tahap terakhir dari membuat
kalimat sederhana, yaitu mengenal kata kerja beserta perubahannya.
Dalam
bahasa Jepang perubahan kata kerja mencapai 60-an bentuk dari satu kata kerja
dasar, dari sopan sampai biasa. Waw!!.. 3 buah perubahan saja sulit,
apalagi sampai sebanyak itu. . tapi tetap semangat ya^^ Gambare! Gambare!^^
3.
Kata Kerja dan perubahannya
Kata
kerja dalam bahasa Jepang sebelum berbentuk-masu, memiliki kata kerja bentuk
dasar atau bentuk-u. Di tandai dengan akhiran(-u). Pada bentuk inilah dasar
dari semua perubahannya.
Jika
kita ingin mencari arti suatu kata kerja dalam kamus, maka carilah kata kerja
dengan bentuk ini (-u). jangan pernah mencari dengan akhiran –masu, pasti tidak
akan pernah ketemu^^. Ok , Mari kita bahas. Doumo^^ …
KK
bentuk-u :
Terbagi
3 golongan;
gol
1 berbentuk akhiran (-u, -tsu, -ru, -bu, -nu, -su, -mu, -gu, -ku, )
cth
:
a(u)
= bertemu
ta(tsu)
= bangun
kae(ru)
= pulang
aso(bu)
= bermain
shi(nu)
= mati
hana(su)
= berbicara
yo(mu)
= membaca
oyo(gu)
= berenang
o(ku)
= meletakkan
gol
2 berbentuk akhiran (-eru dan -iru)
cth
:
tab(eru)
= makan
m(iru)
=melihat
gol
3 berbentuk akhiran (-suru)
cth
:
benkyou(suru)
= belajar
shigoto(suru)
= bekerja
(suru)
= melakukan
Dalam
membentuk kata kerja sopan, bentuk akhiran-u ini tidak bisa di pakai. Dalam
membuat kalimat bahasa Jepang, kesopanan pembantukan kalimatnya sangat di
perhatikan. Apalagi jika berbicara dengan orang yang baru dikenal atau yang
lebih tua.
Maka
dalam membentuk kalimat yang sopan, kita bisa mengubah kata kerja
bentuk-u(dasar) menjadi kata kerja bentuk-masu(sopan).
Berikut
perubahannya :
Gol
1 berbentuk akhiran (-u, -tsu, -ru, -bu, -nu, -su, -mu, -gu, -ku, )
cth
:
Ganti
akhiran(-u) → (i) + (masu)
a(u)
= bertemu → a (u → i ) + masu = aimasu
ta(tsu)
= bangun → ta (tsu → chi
) + masu = tachimasu
kae(ru)
= pulang → kae (ru → ri
) + masu = kaerimasu
aso(bu)
= bermain→ aso (bu → bi)
+masu = asobimasu
shi(nu)
= mati → shi (nu→ ni) + masu = shimasu
hana(su)
= berbicara → hana (su→shi) + masu = hanashimasu
yo(mu)
= membaca → yo (mu→ mi) + masu = yomimasu
oyo(gu)
= berenang → oyo (gu→gi) + masu = oyogimasu
o(ku)
= meletakkan → o (ku → ki) + masu = akimasu
Gol
2 berbentuk akhiran (-eru dan -iru)
hilangkan
akhiran(-ru), kemudian tambahkan (+masu)
cth
:
tab(eru)
= makan → tabe + masu = tabemasu
m(iru)
=melihat →mi + masu = mimasu
Gol
3 berbentuk akhiran (-suru)
Hilangkan
akhiran(-suru) → (shi) + masu
Cth
:
benkyou(suru)
= belajar → benkyou (suru → shi) + masu = benkyoushimasu
shigoto(suru)
= bekerja → shigoto( suru → shi) + masu = shigotoshimasu
(suru)
= melakukan → (suru → shi) + masu = shimasu
Setelah
mengetahui perubahannya, kita dapat membuat KK-u(dasar) menjadi KK-masu(sopan).
Maka jika ingin membuat kalimat, pakailah KK-masu.
Mari
kita berlatih membuat kalimat dengan sopan.
1.
Saya bermain di halaman rumah
2.
Ayah membaca koran di kantor
3.
Adik makan sushi di rumah
4.
Dia membeli buku dan tas
5.
Hari ini saya pergi ke Bali
6.
Besok saya pulang ke Indonesia
7.
Ibu membeli makanan dan minuman di pasar
8.
Aku menulis karangan untuk guru
Perhatikan
pula penggunaan partikelnya. Ingat! KK-masu adalah kata kerja, jadi tidak perlu
lagi menggunakan akhiran desu. Bentuk KK-masu/-masen/-mashita adalah bentuk
sopan.
Halaman
rumah = niwa
Kantor
= kaisha
Koran
= shinbun
Pasar
= ichiba
Karangan
= sakubun
Rumah
= uchi / ie
Membeli
= kau (1)
Bermain
= asobu (1)
Membaca
= yomu (1)
Pergi
= iku (1)
Pulang
= kaeru (1)
Makan
= taberu (2)
Buku
= hon
Tas
= kaban
Hari
ini = kyou
Besok
= ashita
Bali
= Bari (katakana)
Makanan
= tabemono
Minuman
= nomimono
Jika
sudah berhasil membentuk kalimat dengan KK bentuk sopan, mari kita lihat lagi
perubahan KK-u(dasar) menjadi KK-masen(negatif).
Mari
perhatikan perubahannya^^
Perubahan
KK-u menjadi KK-masen sangat mudah. Apabila kita telah mengetahui perubahan
KK-masu, cukup ubah (masu → masen).
Cth
:
(2)Tabemasu(makan)
→ tabemasen (tidak makan)
(3)
benkyoushimasu (belajar) → benkyoushimasen (tidak
belajar)
(3)
samposhimasu (jalan-jalan) → sanposhimasen (tidak
jalan-jalan)
(1)
yomimasu (membaca ) → yomimasen (tidak membaca)
Dan
KK lainya…
Jika
sudah berhasil merubah KK-masu menjadi KK-masen, selanjutnya kita akan
mempelajari perubahan KK-mashita (lampau).
Perubahannya
sama saja, hanya yang perlu di perhatikan adalah : KK-u → KK-masu → KK-masen → KK-mashita.
Bisa
langsung saja, (-masu → -mashita)
Cth
:
(2)
tabemasu(makan) → tabemashita (telah makan)
(2)
mimasu (melihat) → mimashita (telah melihat)
(1)
oyogimasu (berenang) → oyogimashita (telah
berenang)
(3)
benkyoushimasu (belajar) → benkyoushimashita (telah
belajar)
Setelah
mengetahui bentuk KK-mashita( lampau), kita dapat membuat kalimat dengan
KK-masen deshita(negatif lampau). Bentuk ini adalah perpaduan Kata kerja
menyangkal dan lampau / telah terjadi.
Perubahannya
mengikuti KK-masen + deshita. Maka akan membentuk KK-masen deshita. Perhatikan
contoh :
Mimasen
deshita = tidak melihat (lampau)
Tabemasen
deshita = tidak makan (lampau)
Ikimasen
deshita = tidak pergi (lampau)
Yomimasen
deshita = tidak membaca (lampau)
Dan
lain2…
Baiklah
cukup untuk perubahan KK bentuk sopan.
Untuk
lebih memahami penerapannya, perhatikan contoh berikut.
Perhatikan
contoh penggunaannya :
1.
Yuube, watashi wa benkyoushimasu. → lampau
(tadi
malam saya sudah belajar)
2.
Kinou wa nihon e ikimasu. → lampau
(kemarin
saya pergi ke Jepang)
3.
Kesa wa gohan o tabemasen deshita. → negatif lampau
(tadi
pagi saya tidak makan nasi)
4.
Kyou, watashitachi wa kyoushitsu ni benkyoushimasen. → negatif
(hari
ini kami tidak belajar di kelas)
5.
Mainichi wa gakko e ikimasu. → positif
(setiap
hari saya pergi ke sekolah)
6.
Kinou, kanojo wa kouhi o nomimashita. →lampau
(kemarin
dia(pr) minum kopi)
7.
Mukashi, watashi wa seito deshita. → lampau
(dulu,
saya seorang pelajar)
8.
Watashi to tomodachi wa kyoushitsu ni imasen deshita. → negatif lampau
(saya
dan teman ada tidak ada di kelas)
9.
Kyou wa hon o yomimasen. → lampau
(hari
ini saya tidak membaca buku(belum))
Membuat kalimat dengan Bahasa Jepang
Dalam menyusun kalimat dengan bahasa Indonesia, anda
mungkin sudah terbiasa dengan pola S-P-O-K atau subjek - predikat - objek -
keterangan, lalu apakah menyusun kalimat dengan bahasa jepang juga
mempunyai pola yang sama? Mari kita sama sama belajar membuat kalimat dengan bahasa
Jepang.
Susunan
kalimat bahasa Jepang
Tidak
seperti bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, pola kalimat dalam bahasa
Jepang memiliki pola standar sebagai berikut ;
KALIMAT
STANDAR.
1. Subjek - wa - Objek - o - Predikat/kata kerja (mengenai "wa" dalam pola ini, bisa anda baca pada artikel saya mengenal partikel wa)
Contoh ;
わたしわてれびおみています
Watashi wa terebi o mite imasu
Saya menonton tv
2. Subjek - wa - predikat
Contoh;
わたしわおよぎます
watashi wa oyogimasu
Saya berenang
3. Keterangan waktu - Subjek - wa - Objek - o - Predikat
Contoh;
今日私はテレビを見ています
Kyō watashi wa terebi o mite imasu
Hari ini saya menonton TV
4. Subjek - ga - keterangan waktu - wa - predikat
Contoh;
日本が今は秋です
Nihon ga ima wa akidesu
di Jepang sekarang sedang musim gugur
5. Subjek - wa - keterangan - no - objek - o - predikat
Contoh;
私は日本の辞書を読んでいます
Watashi wa Nihon no jisho o yonde imasu
Saya sedang membaca kamus bahasa Jepang
Contoh;
私は日本の辞書を読んでいます
Watashi wa Nihon no jisho o yonde imasu
Saya sedang membaca kamus bahasa Jepang
KALIMAT TAK BER OBJEK
1. Kalimat positif = Subjek - wa - Subjek - desu
Contoh;
あゆみは歌手です
Ayumi san wa kashu desu
Ayumi adalah seorang penyanyi
2. Kalimat negatif = Subjek - wa - subjek - dewa nai
Contoh;
あゆみは歌手ではない
Ayumi wa kashu dewa nai
Ayumi bukan seorang penyanyi
1. Kalimat positif = Subjek - wa - Subjek - desu
Contoh;
あゆみは歌手です
Ayumi san wa kashu desu
Ayumi adalah seorang penyanyi
2. Kalimat negatif = Subjek - wa - subjek - dewa nai
Contoh;
あゆみは歌手ではない
Ayumi wa kashu dewa nai
Ayumi bukan seorang penyanyi
KALIMAT TANYA
1. Subjek - wa - Subjek/kata benda - desu ka/masu ka
Contoh;
あなたは先生ですか
Anata wa sensei desuka
Apakah anda seorang guru?
1. Subjek - wa - Subjek/kata benda - desu ka/masu ka
Contoh;
あなたは先生ですか
Anata wa sensei desuka
Apakah anda seorang guru?
KALIMAT JAWAB
1. Kalimat jawab positif = Hai - Subjek/kata benda - wa - Subjek/kata benda -desu/masu
Contoh;
はい、私は先生です
Hai, watashi wa sensei desu
Ya, saya seorang guru
2. Kalimat jawab negatif = Iie - Subjek/kata benda - wa - Subjek/kata benda - janai/dewa arimasen/masen
Contoh;
いいえ、私は先生じゃない
Īe, watashi wa sensei janai
bukan, saya bukan seorang guru
1. Kalimat jawab positif = Hai - Subjek/kata benda - wa - Subjek/kata benda -desu/masu
Contoh;
はい、私は先生です
Hai, watashi wa sensei desu
Ya, saya seorang guru
2. Kalimat jawab negatif = Iie - Subjek/kata benda - wa - Subjek/kata benda - janai/dewa arimasen/masen
Contoh;
いいえ、私は先生じゃない
Īe, watashi wa sensei janai
bukan, saya bukan seorang guru