Selasa, 25 November 2014

Cara membentuk kalimat dalam bahasa Jepang / Kalimat dalam bahasa jepang

Cara membentuk kalimat dalam bahasa Jepang

Membentuk kalimat sederhana

Yang perlu di pahami dalam membuat  kalimat dalam bahasa Jepang adalah memahami penggunaan pola kalimatnya.
Kita tahu dalam bahasa Indonesia pola pembentukan kalimatnya adalah S-P-O-K, sedangkan dalam bahasa Jepang  menggunakan pola S-K-O-P (pasti pusing O_o)
Tentu saja pola ini sangat terbalik dengan penggunaan kalimat dalam bahasa Indonesia. Itulah  yang menyebabkan banyak orang merasa sulit dalam membentuk kalimat dalam bahasa Jepang.

Disisni saya akan membahas bagaimana cara membuat kalimat sederhana dalam bahasa Jepang. Maka tahap yang di perlukan dalam membuat kalimatnya secara besar terbagi 3, yaitu :

1. Memahami pembentukan kalimat melalui pola umum
2. Memahami penggunaan pertikel dasar
3. Memahami penggunaan kata kerja dan perubahannya

Mari kita bahas itu satu persatu


1. Memahami pola kalimat

Baiklah, perhatikan contoh penggunaannya di bawah ini :

Indo :
Saya (S)
Belajar (P)
Bahasa Jepang (O)
Di kamar (Ket)
Maka akan di bentuk : saya belajar bahasa jepang di kamar (SPOK)

Jepang :
Saya = watashi (S)
Belajar = benkyoushimasu (P)
Bahasa Jepang = nihongo (O)
Di kamar = heya de (Ket)
Maka akan di bentuk : saya, di kamar, bahasa Jepang, belajar (SKOP)
Diartikan dalam bahasa Jepang : watashi wa heya de nihongo o benkyoushimasu

Nah, maka yang perlu di perhatikan adalah kata kerjanya, jangan sesekali anda meletakkan kata kerja setelah Subjek jika dalam kalimat itu memiliki objek dan kata keterangan, (watashi wa benkyoushimasu nihongo  desu) ini kesalahan besar.

Tapi predikat  boleh di letakkan setelah subjek jika dalam kalimat itu tidak memiliki kata keterangan lain, seperti objek dan kata keterangan, (watashi wa benkyoushimasu = saya belajar) ini di benarkan karena dalam kalimat itu hanya terdiri dari subjek dan predikat saja.

Begitupun dengan penggunaan objek dan kata keterangan. Objek diikuti oleh partikel wo/o(tapi tidak selalu), diletakkan sebelum kata kerja utama, (ninongo o benkyoushimasu = belajar bahasa Jepang)

Sedangkan pada kata keterangan di letakkan sebelum objek dan partikelnya tidak pasti (mengikuti kata keterangan sebelumnya)
seperti :
di rumah = ue (ni)
dengan taksi = takushi (de)
dengan teman = tomodachi (to)
 pada jam 3 = san ji (ni), dll

Sedangkan cara membentuk kalimat tanya (introgatif), hampir sama pemakaian polannya. Hanya ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan.
 Yaitu ;
Kata kerjanya harus berbentuk kata kerja tanya(apakah),
menggunakan perubahan dari kata kerjanya dengan penambahan (ka) atau (desuka).

Misalnya :
Apakah kamu makan nasi? = anata wa gohan o tabemasu(ka)?
Apakah anda belajar? = anata wa benkyoushimasu(ka)?
Apakah kamu membeli buku? = anata wa hon o kaimashita(ka)?

Sedangkan penggunaan “desuka” pada :
Apabila dalam kalimat itu tidak terdapat kata kerja.

Misalnya :
Apakah kamu seorang siswa? = anata wa gakusei desuka?
Apakah kamu disini? = anata wa koko desuka?
Apakah disana toilet? = toire wa asoko desuka?

Siswa = gakusei
Disini = koko (ni)
Disana = asoko (ni)

Pembentukan kata “apakah” berasal dari penambahan (ka) pada kata kerja, saya pikir semua sudah tahu hal ini dan cukup mudah^^

Setelah kita memahami pola kalimat dasarnya, kita sudah bisa membentuk kalimat dalam bahasa Jepang dengan benar .

Coba buat kalimat di bawah ini dalam bahasa Jepang:
a.       Saya makan nasi
b.      Saya belajar di kelas
c.       Saya membeli buku
d.      Saya tidur
e.      Saya pergi ke Jakarta dengan mobil
Saya = watashi (wa)
Nasi = gohan (wo)
Makan = tabemasu
Belajar = benkyoushimasu
Di kelas = kyoushitsu (ni)
Membeli = kaimasu
Buku = hon (o)
Tidur = nemasu
Pergi = ikimasu
Ke Jakarta = Jakaruta (e)
Dengan mobil = kuruma (de)

Nah, apabila anda sudah dapat membentuk kalimat dengan benar, mari kita belajar untuk memahami penggunaan partikel secara umum dalam bahasa Jepang. Doumo ^^ …

2.       Penggunaan pertikel dasar

Menentukan partikel dalam bahasa Jepang sangat sulit dan rumit. Kita butuh banyak penghafalan kosa kata untuk menentukan partikel yang menguikutinya, karena partikel2 itu sudah ditentukan dengan kata yang mengikutinya tersebut.

Saya akan membahas beberapa partikel yang sering di pakai.

a.       Partikel  “wa”
Penggunaannya mengikuti Subjek pada sebuah kalimat .
Menunjukkan kata yang sebelumnya adalah berfungsi sebagai Subjek utama, dan merupakan pokok pelakunya.

Misal :
Saya tidur = watashi (wa) nemasu
Saya pergi = watashi (wa) ikimasu

(wa) disini menerangkan kalau (watashi) adalah subjeknya.

b.      Partikel “wo”
Partikel ini sering di pakai untuk menerangkan bahwa kata sebelumnya adalah objek dalam sebuah kalimat. Dibaca “o”, hanya o, jelas? o! ^^

Misalnya :
Saya makan nasi = watashi wa gohan (o) tabemasu
Kamu menulis karangan = anata wa sakubun (o) kakimasu
Kami membeli televisi = watashitachi wa terebi (o) kaimasu

Karangan = sakubun
Menulis = kakimasu
Televisi = terebi (katakana)

c.       Partikel “ni”
Penggunaannya sangat banyak. Pada, di, dalam, ke, untuk, kepada, dengan ,adalah beberapa  arti dari partikel ini.Oke, saya akan membahasnya secara umum saja ya^^

Perhatikan contoh :
Saya makan di rumah = uchi (ni) tabemasu
Tidur di kamar = heya (ni) nemasu
Pergi pada jam 2 = 2 ji (ni) ikimasu
Dalam seminggu libur = isshukan (ni) yasumimasu
Bertanya kepada sensei = sensei (ni) shitsumonshiteimasu
Pergi ke Jepang = nihon (ni) ikimasu

Jadi, simpelnya saya jelaskan aja ya..

1.       Partikel (ni) bisa di artikan [pada] apabila kata yang sebelumnya adalah kata2 yang berhubungan dengan waktu.
Misalnya ; hari minggu=nichiyoubi, hari jum’at=kinyoubi, jam 1=1 ji, jam 5=5 ji, bulan agutus=hachi gatsu, bulan januari=ichi gatsu, bulan oktober=juu gatsu, tanggal 20=hatsuka, tanggal 14=juuyokka, dll.

2.       Partikel  (ni) bisa di artikan [di] apabila kata yang sebelumnya adalah kata2 yang berhubungan dengan keterangan tempat.
Misalnya ; rumah=uchi, sekolah=gakko, departemen store=depaatoo, pasar=ichiba, perpustakaan=toshokan, kamar=heya, taman=kootei, dll

3.       Partikel (ni) bisa diartikan [ke] apabila kata yang sebelumnya adalah kata2 yang berhubungan dengan keterangan tempat yang ingin dituju. Tapi sebenarnya partikel (e) bisa menggantikannya. Hanya saja tergantung pada kita untuk menggunakan (ni) atau (e)
Misalnya ; ke sekolah=gakko ni, ke Jepang=nihon ni, dll

4.       Partikel (ni) bisa di artikan [kepada] apabila kata yang sebelumnya adalah kata2 yang berhubungan dengan objek yang berupa orang.
Misalnya ; kepada sensei=sensei ni, kepada ayah=chichi ni, kepada dia=kare ni, kepada mereka=anatatachi ni, dll

d.      Partikel “to”
Pertikel ini dipakai untuk menghubungkan satu kata dengan kata lainnya yang memiliki makna “dan”. Hanya menghubungkan kata benda 1 dan kata benda 2 juga kata benda 3, dst. Bukan di gunakan untuk menghubungkan kata sifat dan kata kerja dan juga bukan untuk menghubungkan anatar 2 kalimat, tidak seperti bahasa Indonesia.

Misalnya :
Saya mempunyai pulpen dan pensil = watashi wa pen to enpitsu ga arimasu
Buku dan majalah = hon to zasshi
Mata dan telinga = me to mimi
Membeli yakitori dan ramen = ramen to yakitori o kaimasu
Apakah kamu punya kacamata, HP, tas dan dompet? = anata wa megane to denwa bango to kaban to saifu ga arimasuka?

Pulpen = pen (katakana)
Pensil = enpitsu
Majalah = zasshi
Mempunyai = ga arimasu
Kacamata = megane
HP = denwa bango
Tas = kabang
Dompet = saifu

e.      Partikel “de”
Partikel ini dapat diartikan dengan [dengan] dan [ni].

Di artikan sebagai [di] yang di ikuti oleh kata keterangan tempat. Penggunaanya sama dengan partikel (ni).
Misalnya :
Di sekolah= gakko (de), di pasar=ichiba (de), di kamar=heya (de), dll

Perbedaan panggunaan partikel (ni) dengan partikel (de) adalah :

Partikel (de) menunjukkan tempat suatu kejadian terjadi,
Cth : saya belajar di kelas = watashi wa kyoushitsu (de) benktoushimasu

Sedangkan partikel (ni) menunjukkan tempat seseorang berada.
Cth : saya tinggal di Jakarta = watashi wa Jakaruta (ni) sundeimasu

Diartikan sebagai [dengan] apabila di ikuti oleh kata benda sebangai keterangan alat.
Misalnya :
Pergi dengan mobil = kuruma (de) ikimasu
Pulang dengan bus = bus (de) kaerimasu
Menulis dengan pulpen = pen (de) kakimasu

Okeh! setelah mengetahui tantang partikel, kita memasuki tahap terakhir dari membuat kalimat sederhana, yaitu mengenal kata kerja beserta perubahannya.

Dalam bahasa Jepang perubahan kata kerja mencapai 60-an bentuk dari satu kata kerja dasar, dari sopan sampai biasa. Waw!!..  3 buah perubahan saja sulit, apalagi sampai sebanyak itu. . tapi tetap semangat ya^^ Gambare! Gambare!^^

3. Kata Kerja dan perubahannya

Kata kerja dalam bahasa Jepang sebelum berbentuk-masu, memiliki kata kerja bentuk dasar atau bentuk-u. Di tandai dengan akhiran(-u). Pada bentuk inilah dasar dari semua perubahannya.

Jika kita ingin mencari arti suatu kata kerja dalam kamus, maka carilah kata kerja dengan bentuk ini (-u). jangan pernah mencari dengan akhiran –masu, pasti tidak akan pernah ketemu^^. Ok , Mari kita bahas. Doumo^^ …

KK bentuk-u :
Terbagi 3 golongan; 

gol 1 berbentuk akhiran (-u, -tsu, -ru, -bu, -nu, -su, -mu, -gu, -ku, )
cth :
a(u) = bertemu
ta(tsu) = bangun
kae(ru) = pulang
aso(bu) = bermain
shi(nu) = mati
hana(su) = berbicara
yo(mu) = membaca
oyo(gu) = berenang
o(ku) = meletakkan

gol 2 berbentuk akhiran (-eru dan -iru)
cth :
tab(eru) = makan
m(iru) =melihat

gol 3 berbentuk akhiran (-suru)
cth :
benkyou(suru) = belajar
shigoto(suru) = bekerja
(suru) = melakukan

Dalam membentuk kata kerja sopan, bentuk akhiran-u ini tidak bisa di pakai. Dalam membuat kalimat bahasa Jepang, kesopanan pembantukan kalimatnya sangat di perhatikan. Apalagi jika berbicara dengan orang yang baru dikenal atau yang lebih tua.

Maka dalam membentuk kalimat yang sopan, kita bisa mengubah kata kerja bentuk-u(dasar) menjadi kata kerja bentuk-masu(sopan).

Berikut perubahannya :
Gol 1 berbentuk akhiran (-u, -tsu, -ru, -bu, -nu, -su, -mu, -gu, -ku, )
cth :
Ganti akhiran(-u) (i) + (masu)

a(u) = bertemu a (u i ) + masu = aimasu
ta(tsu) = bangun ta (tsu chi ) + masu = tachimasu
kae(ru) = pulang kae (ru ri ) + masu = kaerimasu
aso(bu) = bermain aso (bu bi) +masu = asobimasu
shi(nu) = mati shi (nu ni) + masu = shimasu
hana(su) = berbicara hana (sushi) + masu = hanashimasu
yo(mu) = membaca yo (mu mi) + masu = yomimasu
oyo(gu) = berenang oyo (gugi) + masu = oyogimasu
o(ku) = meletakkan o (ku ki) + masu = akimasu

Gol 2 berbentuk akhiran (-eru dan -iru)
hilangkan akhiran(-ru), kemudian tambahkan (+masu)
cth :
tab(eru) = makan tabe + masu = tabemasu
m(iru) =melihat mi + masu = mimasu

Gol 3 berbentuk akhiran (-suru)
Hilangkan akhiran(-suru) (shi) + masu
Cth :
benkyou(suru) = belajar benkyou (suru shi) + masu = benkyoushimasu
shigoto(suru) = bekerja shigoto( suru shi) + masu = shigotoshimasu
(suru) = melakukan (suru shi) + masu = shimasu

Setelah mengetahui perubahannya, kita dapat membuat KK-u(dasar) menjadi KK-masu(sopan). Maka jika ingin membuat kalimat, pakailah KK-masu.

Mari kita berlatih membuat kalimat dengan sopan.
1.       Saya bermain di halaman rumah
2.       Ayah membaca koran di kantor
3.       Adik makan sushi di rumah
4.       Dia membeli buku dan tas
5.       Hari ini saya pergi ke Bali
6.       Besok saya pulang ke Indonesia
7.       Ibu membeli makanan dan minuman di pasar
8.       Aku menulis karangan untuk guru
Perhatikan pula penggunaan partikelnya. Ingat! KK-masu adalah kata kerja, jadi tidak perlu lagi menggunakan akhiran desu. Bentuk KK-masu/-masen/-mashita adalah bentuk sopan.


Halaman rumah = niwa
Kantor = kaisha
Koran = shinbun
Pasar = ichiba
Karangan = sakubun
Rumah = uchi / ie
Membeli = kau (1)
Bermain = asobu (1)
Membaca = yomu (1)
Pergi = iku (1)
Pulang = kaeru (1)
Makan = taberu (2)
Buku = hon
Tas = kaban
Hari ini = kyou
Besok = ashita
Bali = Bari (katakana)
Makanan = tabemono
Minuman = nomimono

Jika sudah berhasil membentuk kalimat dengan KK bentuk sopan, mari kita lihat lagi perubahan KK-u(dasar) menjadi KK-masen(negatif).
Mari perhatikan perubahannya^^

Perubahan KK-u menjadi KK-masen sangat mudah. Apabila kita telah mengetahui perubahan KK-masu, cukup ubah (masu masen).
Cth :
(2)Tabemasu(makan) tabemasen (tidak makan)
(3) benkyoushimasu (belajar) benkyoushimasen (tidak belajar)
(3) samposhimasu (jalan-jalan) sanposhimasen (tidak jalan-jalan)
(1) yomimasu (membaca ) yomimasen (tidak membaca)
Dan KK lainya…

Jika sudah berhasil merubah KK-masu menjadi KK-masen, selanjutnya kita akan mempelajari perubahan KK-mashita (lampau).
Perubahannya sama saja, hanya yang perlu di perhatikan adalah : KK-u KK-masu KK-masen KK-mashita.
Bisa langsung saja, (-masu -mashita)
Cth :
(2) tabemasu(makan) tabemashita (telah makan)
(2) mimasu (melihat) mimashita (telah melihat)
(1) oyogimasu (berenang) oyogimashita (telah berenang)
(3) benkyoushimasu (belajar) benkyoushimashita (telah belajar)

Setelah mengetahui bentuk KK-mashita( lampau), kita dapat membuat kalimat dengan KK-masen deshita(negatif lampau). Bentuk ini adalah perpaduan Kata kerja menyangkal dan lampau / telah terjadi.

Perubahannya mengikuti KK-masen + deshita. Maka akan membentuk KK-masen deshita. Perhatikan contoh :
Mimasen deshita = tidak melihat (lampau)
Tabemasen deshita = tidak makan (lampau)
Ikimasen deshita = tidak pergi (lampau)
Yomimasen deshita = tidak membaca (lampau)
Dan lain2…

Baiklah cukup untuk perubahan KK bentuk sopan.
 Untuk lebih memahami penerapannya, perhatikan contoh berikut.

Perhatikan contoh penggunaannya :
1.       Yuube, watashi wa benkyoushimasu. lampau
(tadi malam saya sudah belajar)
2.       Kinou wa nihon e ikimasu. lampau
(kemarin saya pergi ke Jepang)
3.       Kesa wa gohan o  tabemasen deshita. negatif lampau
(tadi pagi saya tidak makan nasi)
4.       Kyou, watashitachi wa kyoushitsu ni benkyoushimasen. negatif
(hari ini kami tidak belajar di kelas)
5.       Mainichi wa gakko e ikimasu. positif
(setiap hari saya pergi ke sekolah)
6.       Kinou, kanojo wa kouhi o nomimashita. lampau
(kemarin dia(pr) minum kopi)
7.       Mukashi, watashi wa seito deshita. lampau
(dulu, saya seorang pelajar)
8.       Watashi to tomodachi wa kyoushitsu ni imasen deshita. negatif lampau
(saya dan teman ada tidak ada di kelas)
9.       Kyou wa hon o yomimasen. lampau
(hari ini saya tidak membaca buku(belum))

Membuat kalimat dengan Bahasa Jepang
Dalam menyusun kalimat dengan bahasa Indonesia, anda mungkin sudah terbiasa dengan pola S-P-O-K atau subjek - predikat - objek - keterangan, lalu apakah menyusun kalimat dengan bahasa jepang juga mempunyai pola yang sama? Mari kita sama sama belajar membuat kalimat dengan bahasa Jepang.
Susunan kalimat bahasa Jepang
Tidak seperti bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, pola kalimat dalam bahasa Jepang memiliki pola standar sebagai berikut ;
Membuat kalimat bahasa jepang
KALIMAT STANDAR.

1. Subjek - wa - Objek - o - Predikat/kata kerja (mengenai "wa" dalam pola ini, bisa anda baca pada artikel saya mengenal partikel wa)

Contoh ;
わたしわてれびおみています
Watashi wa terebi o mite imasu
Saya menonton tv


2. Subjek - wa - predikat

Contoh;
わたしわおよぎます
watashi wa oyogimasu
Saya berenang

3. Keterangan waktu - Subjek - wa - Objek - o - Predikat

Contoh;
今日私はテレビを見ています
Kyō watashi wa terebi o mite imasu
Hari ini saya menonton TV

4. Subjek - ga - keterangan waktu - wa - predikat

Contoh;
日本が今は秋です
Nihon ga ima wa akidesu
di Jepang sekarang sedang musim gugur


5. Subjek - wa - keterangan - no - objek - o - predikat
Contoh;
日本辞書んでいます
Watashi wa Nihon no jisho o yonde imasu
Saya sedang membaca kamus bahasa Jepang

KALIMAT TAK BER OBJEK
1. Kalimat positif = Subjek - wa - Subjek - desu
Contoh;
あゆみは歌手です
Ayumi san wa kashu desu
Ayumi adalah seorang penyanyi

2. Kalimat negatif = Subjek - wa - subjek - dewa nai
Contoh;
あゆみは歌手ではない
Ayumi wa kashu dewa nai
Ayumi bukan seorang penyanyi

KALIMAT TANYA
1. Subjek - wa - Subjek/kata benda - desu ka/masu ka
Contoh;
あなたは先生ですか
Anata wa sensei desuka
Apakah anda seorang guru?

KALIMAT JAWAB
1. Kalimat jawab positif = Hai - Subjek/kata benda - wa - Subjek/kata benda -desu/masu
Contoh;
はい、私は先生です
Hai, watashi wa sensei desu
Ya, saya seorang guru

2. Kalimat jawab negatif = Iie - Subjek/kata benda - wa - Subjek/kata benda - janai/dewa arimasen/masen
Contoh;
いいえ、私は先生じゃない
Īe, watashi wa sensei janai
bukan, saya bukan seorang guru


 Dasar - Dasar Penulisan Huruf Jepang


Dewasa ini Bahasa Jepang sudah semakin banyak digunakan, ditandai dengan munculnya beberapa program studi bahasa Jepang di Perguruan Tinggi, di Lembaga Informal (kursus), bahkan di Sekolah Menengah Umum.

Bahasa Jepang memiliki aturan gramatikal, cara baca dan cara menulis huruf bahasa Jepang. Bahasa Jepang memiliki 3 (tiga) huruf, yaitu:
  1. Huruf Hiragana 
  2. Huruf Katakana 
  3. Huruf Kanji 
Huruf Hiragana dan huruf Katakana dibuat oleh orang Jepang sendiri sedangkan huruf Kanji berasal dari Cina, kemudian mengalami perubahan cara baca dan cara penulisannya. Penulis akan membahas mengenai penulisan huruf hiragana dan huruf katakana.Menulis merupakan salah satu aspek ketrampilan berbahasa. Dalam tujuan pembelajaran bahasa Jepang aspek keterampilan menulis merupakan faktor yang sangat penting yang bersinergi dengan aspek ketrampilan membaca.


I. Huruf Hiragana
Huruf Hiragana adalah huruf bahasa Jepang asli yang dibuat oleh orang Jepang. Huruf ini berfungsi sebagai berikut:

a. Untuk menuliskan kata-kata asli bahasa Jepang (bukan serapan) 

Contoh:
Ejaan Huruf Hiragana Bahasa Indonesia
Watashi  わたし Saya


b. Sebagai Furigana 

Contoh:
 がくせい
   学 生

Huruf Hiragana Kanji  Ejaan Bahasa Indonesia
がくせい 学生 Gakusei siswa


c. Alternatif huruf lain bila tidak hafal huruf kanji 

Contoh:
Kanji Huruf Hiragana Ejaan Bahasa Indonesia
先生 せんせい sensei  guru


1.1 Huruf Hiragana Seion

Bunyi Seion adalah bunyi huruf hiragana dasar. Contoh:
























Huruf hiragana seion berjumlah 46 (empat puluh enam) huruf. Huruf hiragana dapat dimodifikasi dengan menambahkan tanda tertentu dan menggabungkan dengan huruf lain sehingga dihasilkan bunyi yang berbeda. Bunyi tersebut, yaitu bunyi Dakuon dan bunyi Yoon.


1.2 Penulisan huruf Hiragana Dakuon

Bunyi Dakuon adalah bunyi huruf hiragana dasar dengan menambahkan [ `` ] tanda tenten (titik dua yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Dan [o] tanda maru (lingkaran kecil yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Contoh :













1.3 Penulisan huruf Hiragana Yoon

Bunyi Yoon adalah bunyi huruf hiragana dasar dengan menambahkan huruf や(ya), ゆ(yu) dan よ(yo)yang ditulis lebih kecil daripada huruf dasar. Apabila huruf や(ya), ゆ(yu) dan よ(yo)ditulis sama dengan huruf dasar maka akan terbaca masing-masing hurufnya, misalnya huruf ひ や(hiya) berbeda dengan ひゃ(hya).
Untuk itu perlu diperhatikan penulisan huruf tersebut. Huruf dasar yang menggunakan huruf や(ya)、ゆ(yu) dan よ(yo) adalah huruf dasar urutan kedua, misalnya; huruf き(ki)、し(shi)、ち(chi)、に(ni)、ひ(hi)、み(mi)、dan り(ri). Contoh:


























1.4 Penulisan konsonan rangkap

Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar つ(tsu) kecil yang ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. つ(tsu) kecil ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua suku-kata. Contoh:

Ejaan Huruf Hiragana Bahasa Indonesia
Kekkon けっこん pernikahan
Shippai しっぱい gagal


1.5 Penulisan bunyi vokal panjang

Bunyi vokal panjang dihasilkan dari huruf dasar ditambah dengan bunyi vokal. Contohnya:

Ejaan Huruf Hiragana Bahasa Indonesia
Okaasan おかあさん ibu
Gakusei がくせい siswa
Shougakukin しょうがくきん mahasiswa
Oneesan おねえさん kakak perempuan
Koori こおり es batu




II. Huruf Katakana

Bunyi bahasa asing tidak dapat dinyatakan dengan tepat sekali dalam kata-kata bahasa Jepang, karena dalam bahasa Jepang kadang kadang tidak terdapat huruf untuk bunyi-bunyi tertentu. Kata-kata asing di-Jepangkan dulu atau dirubah menurut sistim lafal bahasa Jepang yang dapat ditulis dengan huruf Jepang. Misalnya huruf :

  • ”th” ditulis dengan huruf ( サ(sa)、シ(shi)、ス(su)、セ(se)、ソ(so))
  • ”ti” ditulis dengan huruf チ(chi), kadang-kadang ditulis sebagai huruf テイ(ti) supaya lebih dekat dengan bunyi aslinya.
  • ”di” ditulis dengan huruf ジ(ji), kadang-kadang ditulis sebagai huruf デイ(di) supaya lebih dekat dengan bunyi aslinya.

Bunyi-bunyi bahasa Inggris seperti di atas tidak terdapat di dalam bahasa Jepang, karena itu dinyatakan dengan huruf Katakana. Huruf katakana dipakai untuk menulis:
  • Kata-kata yang berasal dari bahasa asing
  • Nama orang, tempat asing dan kata-kata benda asing
  • Nama binatang dan tumbuh-tumbuhan
  • Kata-kata yang menirukan sesuatu bunyi
  • Kata-kata yang ingin ditekankan dan memberi kesan yang kuat atau lebih menyolok.
  • Surat kawat (telegram)
Huruf katakana ada 46 huruf, tetapi huruf ヲ(wo) tidak dipakai maka ada 45 huruf katakana yang dipakai dalam kata-kata bahasa Jepang. Bunyi huruf katakana sama dengan bunyi huruf hiragana yaitu, mempunyai bunyi seion, bunyi dakuon, bunyi youon, rangkap konsonan dan vokal panjang. Untuk bunyi panjang huruf hiragana menggunakan huruf あ(a)、い(i),う(u),え(e),お(o)sedangkan bunyi panjang huruf katakana dinyatakan dengan tanda ー(garis). Tanda ini berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang. Penulisan huruf katakana pada kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak ditulis menurut ucapan asli kata asing, tetapi sesuai dengan ucapan oleh penuturnya (orang Jepang).

Bunyi seion adalah bunyi huruf katakana dasar. Contoh:
























ditambah dengan variasi huruf sebagai berikut:













2.2 Penulisan huruf Katakana Dakuon

Bunyi Dakuon adalah bunyi huruf katakana dasar dengan menambahkan [ `` ] tanda tenten (titik dua yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Dan [o] tanda maru (lingkaran kecil yang diletakkan di sebelah kanan atas huruf hiragana dasar). Contoh:












Huruf-huruf dasar yang menggunakan [``] tanda tenten adalah huruf カ(ka)、サ(sa)、タ(ta) dan ハ(ha) sedangkan huruf dasar yang menggunakan [o] tanda maru (bulatan kecil) adalah huruf ハ(ha).

2.3 Penulisan huruf Katakana Yoon

Bunyi Yoon adalah bunyi huruf katakana dasar dengan menambahkan huruf ャ(ya), ュ(yu) dan ヨ(yo)yang ditulis lebih kecil daripada huruf dasar. Apabila hurufャ(ya)、ュ(yu) dan ヨ(yo)ditulis sama dengan huruf dasar maka akan terbaca masing-masing hurufnya, misalnya huruf ヒヤ(hiya) berbeda dengan ヒャ(hya).
Untuk itu perlu diperhatikan penulisan huruf tersebut. Huruf dasar yang menggunakan huruf ャ(ya)、ュ(yu) dan ヨ(yo) adalah huruf dasar urutan kedua, misalnya; huruf キ(ki)、シ(shi)、チ(chi)、ニ(ni)、ヒ(hi)、ミ(mi)、dan リ(ri). Contoh:

































2.4 Penulisan konsonan rangkap

Bunyi konsonan rangkap dinyatakan dengan huruf dasar ツ(tsu) kecil yang ditempatkan di depan huruf yang mengandung bunyi konsonan. ツ(tsu) kecil ini menunjukkan bahwa konsonan berikutnya diucapkan dengan hitungan dua suku-kata.


2.4.1 Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan.

Kata-kata yang mengandung dua atau lebih konsonan secara berturut-turut diucapkan dan ditulis dengan menambahkan vocal dibelakang konsonan masing-masing.

1. Menggunakan huruf t dan d ditambah dengan huruf o

Contoh:

kata asing ejaan katakana
hint hinto ヒント
emerald emerarudo エメラルド
salad sarada サラダ


2. Menggunakan huruf c, b, f, g, k, l, m, p dan s ditambah dengan dengan huruf u

Contoh:

kata asing ejaan katakana
post posuto ポスト
milk miruku ミルク



2.4.2 Bunyi konsonan berganda dinyatakan dengan menggunakan huruf ツ(tsu) kecil .

1. Menggunakan Huruf ___ck

Contoh:

Pocket     poketto      ポケット
Snack      sunakku      スナック

2. Menggunakan huruf ___x, ___tch, ___dge

Contoh:

Tax             takkusu              タックス
Switch         suicchi               スイッチ
Badge          bajji                  バッジ

3. Menggunakan huruf___ss, ___pp, ___tt, ___ff

Contoh:

Kata asing Ejaan Huruf Katakana

Massage            massaji                       マッサジ
Pineapple             painappuru                パイナップル
Marionette           marionetto                    マリオネット
Staff                     sutaffu                          スタッフ

4. Menggunakan huruf ___at, ___ap, ___et, ___ep, ___ip, ___og, ___ic, ___ot

Contoh:

Cat                      kyatto                    キャット
Snap                    sunappu                 スナップ
Net                       netto                      ネット
Technic                   tekunikku             テクニック
Robot                    robotto                  ロボット

2.4.3 Kata-kata yang mengandung dua vokal diucapkan sebagai konsonan berganda.

1. Menggunakan huruf ___oo___, ___ea___, ___ou___, ___ui___

Contoh:

Book           bukku              ブック
Bread          bureddo            ブレッド
Couple         kappuru            カップル
Biscuit            bisuketto             ビスケット


2.5 Bunyi panjang dinyatakan dengan tanda___(garis)

Tanda___(garis) ini berarti suku-kata sebelumnya diucapkan secara panjang.

1. Menggunakan huruf ___ar, ___er, ___ir, ___ur, ___or

Contoh:

Car              ka―               カー
Lover           raba―            ラバー
Skirt             suka―to           スカート
Turn             ta―n                ターン
Form            fo―mu                フォーム


2. Menggunakan huruf ___ee___, ___ea___, ___ai___, ___oa___, ___ou___,___au___, ___oo___

Contoh:

Speed             supi―do                   スピード
Seal                shi―ru                      シール
Rail                 re―ru                       レール
Boat                bo―to                       ボート
Group               guru―pu                 グループ
Audition            o―dishon               オーデイション
Room               ru―mu                       ルーム

3. Menggunakan huruf ___all, ___al, ___ol

Contoh:

Call             ko―ru            コール
Half             ha―fu              ハーフ
Gold            go―rudo           ゴールド

4. Menggunakan huruf ___w, ___y

Contoh:

News               nyu―su                  ニュース
Salary               salari―                   サラリー


5. Menggunakan huruf ___a___e, ___o___e, ___u___e

Contoh:

Game               ge―mu              ゲーム
Note                 no―to                 ノート
Tube                 chu―bu             チューブ

6. Menggunakan huruf ___ation, ___otion

Contoh:

Intonation            intone―shon           イントネーション
Lotion                  ro―shon               ローション

7. Menggunakan huruf ___ire, ___ture

Contoh:

Fire             faiya―               ファイヤー
Culture         karucha―          カルチャー


III. Cara Penulisan Huruf Hiragana dan Huruf Katakana

Cara penulisan huruf Hiragana dan huruf Katakana sangat penting untuk diingat, karena masing-masing suku-kata huruf Hiragana dan huruf Katakana memiliki jumlah tarikan yang berbeda. Bila kita bisa. menulis suku-kata huruf Hiragana maupun huruf Katakana maka mudah untuk menuliskan suku-kata berikutnya, maka mudah juga membaca kata dalam kalimat. Di samping itu perlu juga mengingat urutan huruf suku kata Hiragana maupun huruf Katakana dengan menghafal huruf urutan suku-kata awal yaitu; dari huruf a, ka, sa, ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, wo, n, setelah itu maka diurutkan menjadi a, i, u, e, o , ka, ki, ku, ke, ko dan seterusnya mengikuti sesuai dengan huruf vokal.